Minggu, 06 Februari 2011

Hidup Adalah Pilihan





Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur.

Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakan akarku dalam-dalam di tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku Ubuntu menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.


Sabtu, 05 Februari 2011

Cintaku Mengerti....

Angin menggeram dan menggaung ganas....
di persimpangan gelap ini, ia tetap tak bergeming....


wajah yang pias dan datar dalam diamnya...

kiranya masa telah menguliti jiwa …
bara – bara asa tengah membakar kesabaran yang terdampar...

Dan .... Bawalah " Ketulusan" Itu Pada Puncaknya....

Nyanyian alam membaringkan jiwa pada kerinduan – kerinduan yang alami, namun sungguh tak pernah ku temui smua itu di sini. Kalupun ingin menghadirkan salah satu sisi yang hidup dengan alami, sungguh itu membutuhkan waktu yang lebih mengerti dan memahami.

Biarkan Anak ku Tertawa, Sebelum Tau Ibunya Sudah Tiada

Suatu petang ketika orang-orang sedang sibuk berebut waktu untuk segera pulang kerumah masing-masing setelah melakukan rutinitas pekerjaannya, di sebuah halte busway terlihat seorang bapak dengan 3 anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka sedang menunggu datangnya busway yang sebentar lagi akan membawa mereka pulang.

Jumat, 04 Februari 2011

Cemburu, Siapa Takut?

Cemburu. Seringkali kata ini dianggap sebagai kambing hitam terkoyaknya hubungan suami istri. Percayalah, tidak selamanya asumsi itu benar. Sebab cikal-bakal cinta sejati, berdirinya rumah-tangga yang kokoh, lahirnya juga dari sifat cemburu.
Cemburu itu bumbu cinta. Bumbu yang akan lebih menyedapkan romantika dalam bercinta. Rasulullah mencela seorang suami yang tidak mempunyai rasa cemburu. Atau sebaliknya isteri yang bukan pencemburu. Istilahnya dayyus.

Agar Cinta Bersemi Indah

Menerima pendamping kita apa adanya dengan tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk mencapai kemesraan dalam rumah tangga dan kebahagiaan di akhirat.
Sebagai hamba yang dianugerahi fitrah, kita memang perlu menyeimbangkan harapan. Tak salah kita berdoa memohon suami  atau istri yang sempurna, tetapi pada saat yang sama kita juga harus melapangkan dada untuk menerima kekurangan. Kita boleh memancangkan harapan, tapi kita juga perlu bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan idaman.