Kamis, 16 Maret 2017

Days 7 #Lavel2 T10 Apresiasi Kemandirian



Lavel 2 : Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian (periode 23 Feb – 18 Maret 2017)

#Bunsay IIP Bogor 1 #Lavel2 T10 Days 7 #IrfahKhoirunisa

Kuliah Bunda Sayang IIP



Sebelumnya beberapa hari yang lalu saya ikut kursus masak membuat dimsum, setelah beberapa hari nyari waktu yang pas untuk mempraktekkannya. Dan akhirnya saya bisa mempraktekannya. Kali ini saya membuat hakau udang dan lumpiannya saja, untuk angsioe nya di lain waktu. Saya akan bocorkan resep hakau udang saat saya kursus, di tulisan sebelumnya saya hanya menuliskan resep angsioe kali ini hakau, berarti sudah dua resep yang ya yang saya share.

Resep Hakau Udang

Bahan A:
300 grm Udang Kupas, cincang kasar
1 sdm tepung sagu
1 sdm Minyak Wijen
½ sdt chicken powder
1 sdt Garam

Bahan B:
150 grm tepung Tang Mien
50 grm tepung sagu
2 sdm minyak sayur
250 ml air mendidih
¼ sdt Lada
½ sdt Gula



(kulit pangsit yang saya pakai untuk lumpia karena tidak mudah robek)

Rada susah juga nyari tepung tang mien di daerah saya, beberapa toko yang saya datangi tidak menjualnya. Tapi saya tetap bisa praktek, karena saat kursus saya sempet bawa tepung tang mien yang di berikan guru saya walupun tidak banyak. Setelah ikut kursus saya baru tahu ternyata dim sum ini masuk dalam kategari snack.

Selanjutnya saya praktekan Aduk semua bahan A hingga rata, lalu Campur tepung tangmien dengan tepung sagu, aduk rata. Dan Tuang minyak sayur kedalam air panas mendidih.


Selanjutnya Tuang campuran air dan minyak kedalam campuran tepung pertama (air harus benar-benar mendidih) tuang secara rata diseluruh tepung (jangan di satu titik), lalu aduk rata dengan centong kayu. Adonan akan terlihat menggerindil. Sempet khawatir berhasil atau tidak tapi gpp.. lalu Diamkan hingga hangat kuku. Pada saat didiamkan tutup wadah dengan serbet supaya permukaan adonan tidak mengering. Lalu Uleni adonan hingga kalis. Seperti menguleni roti dan Potong adonan kecil-kecil, gilas tipis sekali. Beri isi dan bentuk wiron hakau. Step terakhir Hakau siap dikukus selama 10 menit . 



Days 6 #Lavel2 T10 Apresiasi Kemandirian




Lavel 2 : Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian (periode 23 Feb – 18 Maret 2017)

#Bunsay IIP Bogor 1 #Lavel2 T10 Days 6 #IrfahKhoirunisa

Kuliah Bunda Sayang IIP




Di hari berikutnya latihan kemandirian saya mencoba untuk membuat bross dari kancing dan pernak-pernik. Butuh latihan yang lama untuk membuat seseorang menjadi ahli dan bisa dan saya terus belajar, belajar dan belajar untuk menjadi bisa atau untuk menemukan apakah fasion saya sebenarnya.

Untuk membuatnya saya membutuhkan kancing, jarum, benang, lem tembak, peniti dan pernak-pernik atau mute-mute. Karena kebetulan saudara saya memiliki sebuah usaha jahit jadi untuk kancing saya memintanya darinya, yang saya butuhkan kancing bekas pasti banyak tuh. Untuk jarum dan benang saya memilikinya dan selalu sedia di tempat pinsil, mute-mute saya ambil dari gelang yang sudah putus, untuk penitinya saya beli di toko jahit harganya murah 2000 saja 5 pcs tetapi tergantung ukurannya.








Hasilnya ya.. namanya juga belajar berproses ya,, jadi ya beginilah masih kurang rapi. Tapi bisalah ya saya buatnya. Kalo di latih terus insya alloh akan jadi mahir. 

Kamis, 09 Maret 2017

Days 5 #Lavel2 T10 Apresiasi Kemandirian




Lavel 2 : Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian (periode 23 Feb – 11 Maret 2017)

#Bunsay IIP Bogor 1 #Lavel2 T10 Days 5 #IrfahKhoirunisa
Kuliah Bunda Sayang IIP



Saya memiliki seorang adik perempuan yang sedang mencari sebuah universitas, ia masih bingung harus kuliah di kampus mana. Ia selalu bertanya tentang kampus ini kampus itu dan minta di carikan tempat kuliah yang cocok untuknya dan cocok untuk kantongnya. Mengapa demekian karena untuk kuliah kami harus membiayainya sendiri.

Ia selalu saja bertanya, minta di cariin kampusnya, minta di telfonin kampusnya, minta di daftarin dan lain-lainnya. Awalnya niat saya membantunya karena saya sudah melewati fase itu jadi mungkin sedikit tahu banyak. Tetapi, kemudian saya mencaba untuk membiarkannya mandiri mengurusnya sendiri dari mulai telfon, tanya-tanya, daftar masuk kuliah sampai hal-hal lainnya.

Awalnya ia menolak dengan alasan tidak punya pengalaman, tetapi saya memberi penjelasan bahwa kuliah berbeda dengan sekolah SMA semua harus serba mandiri dan harus belajar mulai dari masuk kuliah. Dengan terpaksa ia menurutinya, Saya tidak melepasnya begitu saja saya tetap mengarahkannya, contohnya seperti bagaimana cara bicaranya untuk menanyakan tentang kampus tersebut, apa saja yang perlu di cari tahu tentang kampus itu, dll nya tidak saya jelaskan panjang lebar.


Dan akhirnya ia mulai melakukannya sendiri semua keperluan pendaftaran meskipun saya masih ikut serta mengantarnya kesana-sini. Tetapi sepenuhnya ia yang melakukannya.

Days 4 #Lavel2 T10 Apresiasi Kemandirian

Lavel 2 : Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian (periode 23 Feb – 11 Maret 2017)

#Bunsay IIP Bogor 1 #Lavel2 T10 Days 4 #IrfahKhoirunisa
Kuliah Bunda Sayang IIP

Waktu dateline semakain dekat saya baru menulis tantangan T10 baru untuk 3 hari, masih harus mengejar tulisan 7 tantangan lagi.

Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya terkait kemandirian yang saya terapkan pada adik saya yang bernama Hilda Syahrani, ia saat ini duduk di kelas V Smp. Adik saya ini selalu sulit untuk merapikan kamarnya, selalu saya atau orang tua saya yang merapikan kamar. Karena anak terakhir ia sedikit manja, selalu minta untuk di layani.

Di hari minggu saya mencoba berkomunikasi dengannya dan menjelaskan beberapa hal, bahwa mulai hari ini saya ataupun orang tua saya tidak akan lagi merapihkan kamarnya, ia harus merapikan kamarnya sendiri setiap pagi sebelum berangkat sekolah.


Di hari pertama ia menuruti untuk merapikan kamarnya sendiri, tetapi di hari kedua, ketiga, keempat, kelima ia tidak sama sekali merapikan kamarnya, saya hanya menegurnya bahwa kamarnya sudah mulai bau karena banyak baju kotor dimana-mana dan lengket. Ia awalnya tidak mengubis ucapan saya, tetapi tidak lama kemudian mungkin ia melihat kamarnya yang sungguh berantakan ia akhirnya membereskan kamarnya juga. Dan di hari berikut-berikutnya ia mulai merapikan kamarnya sendiri tanpa hanrus saya tegur.

Days 3 #Lavel2 T10 Apresiasi Kemandirian


Lavel 2 : Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian (periode 23 Feb – 11 Maret 2017)

#Bunsay IIP Bogor 1 #Lavel2 T10 Days 3 #IrfahKhoirunisa
Kuliah Bunda Sayang IIP


Melatih Kemapuan Kemandirian (Kursus Dim sum Halal)


Dimsum merupakan makanan tradisional China yang tidak asing lagi di telinga kita. Dim Sum merupakan istilah dari Bahasa Kantonis yang memiliki arti 'makanan kecil', sedangkan dalam Bahasa Mandarin disebut Dianxin yang secara harafiah berarti 'sedikit dari hati' atau 'menyentuh hatimu'. Sesuai dengan porsi per sajian yang kecil dan jumlahnya memang tidak banyak, hanya sekitar tiga hingga empat buah dalam satu piring atau wadah kukusan bambu. Dan dalam bahan-bahan pembuatan Dim Sum terdapat salah satu bumbu yang tidak halal(dilupakan nama bahannya).

Melatihan kemampuan kemandirian saya kali ini kursus membuat Dim Sum Halal, masih tempat biasa di minggu lalu saya kursus di daerah matramanan. Saat kelas mulai saya sedikit terlambat setengah jam karena grab yang saya pesan cukup lama datangnya untuk menjemput saya di stasiun Manggarai.

Kali ini saat saya datang hanya ada 4 peserta yang sudah hadir dan rata-rata sudah berkeluarga hanya saya yang masih muda :-D , tetapi ada pula seorang nenek yang sudah memiliki cucu banyak tetapi masih semangat belajar. Salut .. dan perlu di contoh.

Kursus kali ini saya belajar membuat Angsioe kaki ayam, Hakau udang, Lumpia udang mayonnaise, Siomay dan membuat mayonnaisenya sendiri. Sedikit penjabaran resepnya untuk angsioe kaki ayam :



BAHAN :
1 kg kaki ayam, goreng hingga kering, rendam dalam air es selama 3 jam, sisihkan
BUMBU A

3 siung bawang putih, memarkan
4 bunga pekak/bunga lawang
1 sdm saus tiram
2 sdm kecap asin
2 sdm kecap mushroom
3 sdm gula pasir
1 sdm garam
1/2 sdt vetsin
1/2 sdt lada
1 1/2 l air
1 sdm angkak merah, rendam dalam 100 ml air hingga air berwarna merah
BUMBU B

1 sdm bawang putih cincang
2 cabai merah besar, iris kasar
2 sdm taosi
2 sdm minyak wijen
2 sdm tepung sagu



Saya belajar membentuk hakaunya sendiri, alhamdulillah bisa. Setelah matang di icip-icip rasanya bikin ketagihan. Dan seperti biasa setelah kursus saya akan mempraktekannya sendiri di rumah dan akan saya tulis pengalaman saya di next days. Pelajaran dari kursus kali ini saya semakin yakin bahwa tak pernah sia-sia orang yang belajar.😊



Senin, 06 Maret 2017

Days 2 #Lavel2 T10 Apresiasi Kemandirian



Lavel 2 : Tantangan 10 hari Apresiasi Kemandirian (periode 23 Feb – 11 Maret 2017)
#Bunsay IIP Bogor 1 #Lavel2 T10 Days 2 #IrfahKhoirunisa
Kuliah Bunda Sayang IIP


Melatih Kemapuan Kemandirian (Membuat Somay Bandung)


Melatih kemampuan kemadirian saya dengan menargetkan beberapa latihan kemandirian dalam jangka waktu yang sudah di tentukan dengan menyelesaikan tantangan 10 hari. Latihan kemampuan yang masih saya latih adalah memasak.

Setelah sabtu kemarin saya melatih kemandirian saya dengan mengikuti kursus, kali ini saya akan mempraktekan apa yang telah saya pelajari di kursus kemarin dengan membuat somay bandung sendiri.
Kira-kira jam 8 pagi saya pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan saya praktek. Niatnya saya ingin belanja bahan-bahan sendiri tetapi orangtua saya ingin ikut untuk membeli kebutuhan asupan makan keluarga kami dalam seminggu kedepan.

Karena ada insiden motor mogok di pasar, yang seharusnya saya bisa pulang cepat dan mengeksekusi bahan-bahan menjadi adonan sayangnya tak terjadi. Motor mogok di pasar tidak bisa hidup, minta tolong beberapa pedagang pasar, tukang ojek dan pengunjung pasar untuk membantu mehidupkan motor saya kembali tetapi tidak ada yang bisa meyalahkan. Saya berfikir “ini motor di apain ya sama bapa, bahkan engga ada yang bisa ngidupin ” sampai waktu menunjukan pukul 10:30 motor tak kunjung hidup. Saya ngga ngerti dengan mesin-mesin, yang saya tau starter langsung nyala. Orang-orang yang membantu juga sudah nyerah dan menyarankan saya untuk manggil yang biasanya pake motor dan ngutak-ngatik motor ini karena mungkin ada kuncinya yang rahasia. Sayapun berfikir begitu, di telfonlah orang-orang rumah tapi tidak ada satupun yang ngangkat. Dan kebetulan alhamdulillah ada tetangga saya yang datang buat belanja. Saya pinjamlah motornya untuk menjemput bapa saya.

Dan akhirnya saya sampai rumah hampir jam 11:30 . Niat untuk membuat hari itu saya urungkan karena siangnya saya ada pelatihan belajar pencak silat (next), jadi hanya menyiangkan bahan-bahan yang bisa saya siangkan (menyicil kerjaan yang ada).

Di hari berikutnya-berikutnya setelah pulang kerja sehabis magrib saya mengeksekusinya, karena bahan-bahan sudah saya cicil siapkan sebelum praktek jadi saya hanya tinggal tuang-tuang.





Saat praktek ternyata ada bahan-bahan yang belum saya beli kulit lumpia rebus dan saya hanya beli kulit lumpia goreng, lalu tepung tapiokanya ternyata saya di lupakan untuk menimbang saya pakai timbangan kira-kira saja, lalu ada lagi cabai yang sudah saya beli untuk di pakai dalam bumbu ternyata dipakai orangtua saya untuk masak berkuranglah cabai. Begilah kalo pekerjaan yang tidak langsung dikerjakan, oke lain kali saya harus melist bahan-bahan yang di butuhkan dan menyegerakn pengerjaan.

Saya tuang-tuanglah semua adonan, saya aduk-aduk semakin lama ko semakin lembek ya engga kalis kaya kebanyakan pakai air padahal adonan ini saya buat tanpa air, mulai panic takut gagal. Tapi teruslah di adoni sampai ketahap berikutnya membentuk adonan. Nah, karena adonannya lembek susah di bentuk saya bingunglah gimana membentuknya, dan kulit lumpia yang di beli bukan yang rebus pula tetapi yang goreng jadi sedikit susah karena kulit lumpia goreng cepat mengering, sudah jam 21:30 malam engga mungkin juga saya nyari kewarung karena udah pasti tutup dan akhinyalah di pakai kulit lumpia goreng itu, robek sana robek sini lah.

Saya berfikir besok saya masih kerja dan jangan sampai saya kesiangan, mengereklah saya sama mamah saya untuk di bantuin ngerjain. Niat mau mandiri tapi masih minta bantuan juga sama orang  tua, baiklah next harus lebih siap lagi waktu dan lain-lainnya.

Saya berfikir bagaimana caranya untuk tetep kebentuk tapi tetap habis adonan , caranya dengan bentuk-kukus-bentuk-kukus waktu kukus minimal 20 menit yang penting jadi dulu supaya tidak basi besok pagi bisa di matangkan kembali. Dan selesailah jam 23:30 malam. Di lanjut esok harinya untuk membuat bumbunya.


Pelajaran kali ini cukup banyak.. terimakasih sudah membacanya, oke next ke tantangan berikutnya…