Kamis, 19 Maret 2015

"Memory"








Memejamkan kedua bola mata.  
Apa yang terfikirkan ?


Memory berputar  menyentuh kalbu,
memory berkelana menelusuri waktu,
waktu yang tak pernah bisa terulang.


Kenangan-kenangan berputar jelas di depan mata.
Tangan ini tak sanggup mengapainya untuk mengulang.


Piyas kokoh dan lembut mengkerut oleh Memory yang menyesakkan,


Basah. sentuhan yang terasa di pipi.


dinginnya tangan menghapus jejak-jejak memory menyedihkan.


perlahan di hembuskan nafasnya, berharap lelah itu sirna.







My writings 29 September 2014

Mengagumi Dari Jauhnya Pandangan






Setiap kali aku melihat dirinya, selalu saja rasa kecewa itu ada
bukan karna dirinya mengecewakan ku
atau dirinya berbuat dari koridornya
tapi karna dirinya telah mencintai orang lain.

egoiskah diri ku ?

ku harap ini tak akan berlebih.
aku mengharapkan suatu cinta,
tapi aku sendiri tak memperkenalkan diri ku pada cinta ku.

tak ku lakukan apapun,
menariknya tidak,
menghampirinya tidak,
mengejarnya pun tidak.


hanya diam di tempat dan memperhatikannya dari jauhnya pandangan ku,
berdoa di setiap melihatnya "tuhan, bolehkah dia untuk ku ?"


berharap dia yang akan datang, bukan aku yang akan datang

ketika cinta ku di tarik oleh orang lain aku hanya dapat melihatnya tak mampu melakukan apapun,

karna aku memang tak menggenggamnya.
rasa takut ku mengalahkan rasa cinta ku


mencintai dengan jarak waktu dan tempat
tersenyum dari jauhnya keadaanya

bahagia dengan hanya sebuah penglihatan
berdoa tanpa perlu dikenal


dan menyerah tanpa pernah memulai.


pergi dengan sebuah kekecewan untuk diri ku sendiri





My Writings 27 Desember 2013


Cerita Kecil - Rasa sakit hati





Perubahan yang berarti itu seperti apa ?

sekeras apa harus mencoba, setangguh apa harus diterima ?

setiap manusia memiliki mimpi, mimpi yang nyata dan mimpi yang tidak nyata. Karna mimpi orang mulai berusaha. Tapi ia tidak, ia berusaha bukan berawal dari sebuah mimpi, melainkan dari sebuah rasa sakit hati.

Rasa sakit yang meluap dan akhirnya tumpah menjadi sebuah ambisi untuk menghancurkan semua yang merehkan dengan sebuah perubahan nyata, perubahan yang membuat mereka bungkam untuk menghina.

Dimulai dari titik yang paling rendah. butuh waktu, Tidak hanya satu tahun bahkan bertahun-tahun. Hinaan seperti sebuah hal yang biasa berangsur-angsur terbiasa. Hati menjadi kuat seperti batu. Ambisi semakin membakar hati, setan mengipas-ngipasi menyetujui kemarahan hati. Setan bertepuk tangan sekeras-kerasnya karena telah berhasil membuat salah satu manusia masuk perangkapnya.

Mereka semua yang menghinanya berjalan menuju titik paling tinggi, cita-cita yang ingin digapainya. mereka tidak memperhatikan sekeliling atau belakang sekedar melihat apakah orang yang dihinanya masih berada dititik yang sama.

Kenyataannya tidak.

Saat itu orang-orang yang dihina telah berlari didepan mereka. Mereka memulai dengan hal kecil yang tidak pernah disadari orang lain.

Wajah datar, polos, terlalu baik, terlalu bodoh menjadi sebuah awal perubahan.

Perlahan-lahan menarik sudut bibirnya. Menjadikan itu sebuah hal yang wajib dilakukan. Setelah terbiasa tersenyum, memulai dengan membuka mulut untuk berbicara dengan orang-orang disekitar.

Belajar untuk membuka diri dan membuka fikiran. Keberanian semakin muncul, lalu merubahlah pola fikirnya.

Hal yang biasa difikirkan orang yang selalu dihina adalah ketidak mampuan diri. 

Tapi nyata tidak selalu seperti itu. Jika mencoba dan bersunggguh-sungguh bahkan orang yang sangat hina dapat melakukannya dengan benar.

Meski awalnya tidak ada yang melihat bahkan meliriknya. Perubahan kecil itu membuat mereka berfikir untuk menengokan kepalanya untuk sedekar melihat.

Tapi si pesimis ini semakin lama semakin egois, ia tidak hanya ingin dilirik tetapi juga dilihat dengan jelas.

Terlalu muluk-muluk kah ?

ia hanya ingin mendapat sebuah tempat seperti yang lainya, diberi kesempatan, dilihat, diakui, dipercaya dan tidak diremehkan.

Hal kecil itu adalah sebuah kepuasan hati. Setiap orang menginginkan untuk diakui.

Suatu hari ketika ia bertanya pada dirinya sendiri, salahkah ia berubah 80° menjadi seseorang yang berbeda ?

Tanpa disadari masuklah seseorang yang baik perkataannya tapi menghancurkan dari dalamnya.

Ia tidak menyadari hal itu. Percaya begitu saja. Kebiasaan lama yang begitu bodoh. Seharunya ia dapat memilih dan melihat mana orang-orang yang ingin menjatuhkannya.

Hati itu mulai goyah, ia tidak mantap lagi untuk mencapai mimpinya. Ia berhenti menyalahkan diri sendiri yang terlalu berambisi.

Tanpa disadari hal itu menghancurkan semua fikiran yang telah dibangunnya.
Kegalauan membuatnya frustasi. Mencari-cari pemikiran apa yang seharusnya ia tanam dalam diri.

Seperti kalimat dalam cover tulisan ini “Don’t be sad, Alloh always with you”

Hingga akhirnya ia menemukan sesuatu yang berharga bahwa ikhtiar yang disertai doa pasti akan berhasil.

tidak seburuk yang difikirkan. Sebenarnya orang yang dihina itu tidak berlari, ia berjalan lebih lambat. Tetapi dengan berjalan lebih lambat ia dapat mempelajari seluruhnya tanpa terlewat.

Ilmu-ilmu baru masuk dan merubah jalan fikirnya bahwa sakit hati itu haruslah di hapusnya. Dengan berjalannya waktu ia dapat melakukannnya.




Tidak masalah jika kamu memulai perubahanmu dengan rasa sakit hati mu, tetapi setelah itu kau pun harus merubah rasa sakit hati mu menjadi sebuah keiklasan dengan memaafkan.



"My writings 16 june 2014"